Peduli Anak Jalanan



Hari Jumat 28 oktober 2011, adalah hari pertama kami  yang tergabung dalam Peduli Anak Jalanan Bandung atau dulunya disebut Save Street Child Bandung, mengadakan kegiatan belajar-mengajar anak jalanan non formal di Buah Batu, tepatnya di samping pom bensin Buah Batu. Sebelumnya, kami pernah juga ikut serta dalam kegiatan belajar-mengajar bersama Rumah Belajar (Rubel) Sahaja di Ciroyom dan Cimindi, kurang lebih tiga bulan kami belajar bagaimana cara berhadapan langsung dengan anak jalanan yang sangat berbeda dengan anak rumahan pada umumnya.


Anak jalanan, yang menghabiskan waktu nya di jalan, tergolong sangat bebas, dan berkarakter keras. Hal inilah yang menyebabkan kami yang masih sangat amatir tentang dunia anak jalanan harus belajar dengan Rubel Sahaja yang sudah sangat berpengalaman dalam menangani anak jalanan.


Setelah tiga bulan turun langsung ke jalan dengan bimbingan beberapa volunteer dari Rubel Sahaja, kami dipercaya untuk menangani satu tempat, Buah Batu. Dulunya, Buah Batu pernah menjadi fokus garapan Rubel Sahaja, karena di sana banyak sekali anak jalanan yang kondisinya masih sangat memprihatinkan, banyaknya anak yang ngelem, dan juga banyak anak kecil yang oleh orang tuanya sendiri disuru mengamen karena desakan ekonomi.Namun karena Rubel Sahaja harus fokus dengan daerah Ciroyom dan Cimindi, Buah Batu dibantu oleh teman-teman dari KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yang bersedia untuk mengajar di Buah Batu. Seiring berjalannya waktu dan proses seleksi alam dalam suatu kegiatan, teman-teman dari KAMMI tidak bertahan lama, kurang lebih hanya empat bulan mereka mengadakan kegiatan belajar-mengajarnya. Sehingga, Buah Batu mengalami kekosongan tenaga pengajar untuk anak jalanan.


Dan kami yang tergabung dalam Peduli Anak Jalanan Bandung dipercaya untuk menangani daerah Buah Batu agar diadakan kegiatan belajar-mengajar untuk anak jalanan yang sempat hilang. Dan kami menyanggupinya.


Setelah melakukan survei dan pendataan, akhirnya hari ini kami mulai kegiatan belajar-mengajar. Antusias anak-anak untuk belajar sangatlah besar, meski hari ini hujan, tetapi tidak menyurutkan niat anak-anak untuk belajar. Usia rata-rata anak-anak jalanan tersebut 8-15 tahun. Mereka belajar tanpa tekanan, begitu juga kami yang mengajar tanpa memaksa, sesuai kemauan apa yang ingin mereka pelajari. Umumnya, mereka ingin mempelajari ’Calistung’ (Baca, Tulis, dan Berhitung).


Hari itu kurang lebih ada sekitar dua puluh anak yang belajar bersama kami,dan volunteer pengajar kami hanya empat orang. Jadi satu orang kakak volunteer pengajar menangani empat anak jalanan. Diharapkan kedepannya kakak volunteer pengajar akan bertambah banyak, agar kegiatan belajar mengajarnya jadi lebih kondusif. 


Jadwal belajar-mengajar kami setiap hari jumat jam 4 sore. Mungkin, bila kakak-kakak sekalian membaca ini, kakak jadi tertarik untuk bergabung bersama kami. Mereka butuh kita yang peduli. Satu jam dalam seminggu waktu kita untuk berbagi ilmu sangatlah bermanfaat untuk mereka. Ketimbang hanya memberikan uang kepada mereka di perempatan lampu merah.

No comments:

Post a Comment