Bila tak ada terucap
Maka harus kusudahi segala harap
Mungkin terlihat norak
Ataupun bagai kerak yang tak kunjung pulih

Seandainya pertanyaan yang kau tanyakan
Maka itu semua adalah tentangmu
Tak ada alasan apapun
Hanya kamu
Yang kuanggap sebagai dirimu
Yang benar-benar utuh

Bila kau anggap aku membual
Maka sepantasnya untukku
Yang berakhir dalam mual

Dan bila tak ada pagi
Maka pun jua malam sebagai sesuatu yang nyata

Remang, hanya dalam semu
Untukku menjadikan segala nyata
Bilakah aku harus pergi
Demi mencari dunia imajiner

Harus kuanggap ada janur kuning
Melebihi bendera kuning
Untuk merelakan dirimu yang tak bisa kugapai

Kadang aku terlalu menganggap dirimu spesial
Tanpa memandang diriku yang masih remeh temeh

Akankah ini pantas
Yang didapat dari seorang imajiner
Di tengah sesuatu yang visioner

Kalaupun tidak
Haruskah aku menjadi seorang yang sakit
Dalam kesehatan yang sempurna



~Bandung, April 2012

No comments:

Post a Comment