Sudah cukup lama saya tidak buka akun facebook, ketika saya buka, saya mendapat beberapa notif, salah satu di antaranya notif dari ayah saya dan dalam bentuk note. Lalu saya membacanya. Berikut saya tuliskan kembali apa yang ayah saya tuliskan di note facebook:
Sebagai mantan perwira Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), dinas kasak-kusuk era Uni Soviet, Putin tahu apa yang harus dilakukan. Ia melakukan mutasi kepribadian dan kembali menjadi homo-sovieticus -- genus bangsa Rusia yang telah dua dekade hilang akibat glasnost dan perestrojka -- dan menjalankan propaganda beberapa pekan jelang pemilihan umum parlemen (Duma).
Putin mengajak kembali masyarakat Rusia ke era-Soviet. Menggunakan retorika Yosef Stalin, Putin menyebut Rusia sebagai raksasa yang terkepung musuh. Rusia, katanya, harus siap perang.
Televisi Rusia, yang dikooptasi Putin, memutar film-film propaganda dan parade panjang kendaraan pengangkut rudal, serta defile pasukan. Ia memutar kembali lagu kebangsaan Uni Soviet, dan di setiap kesempatan tak lelah mengutip kata-kata Stalin.
Menurut Putin, masyarakat yang frustrasi dengan masa kini -- di mana pun di belahan dunia ini -- akan mengalami disilusi dan bernostalgia. Ia menyediakan sarana bernostalgia bagi masyrakatnya lewat layar kaca, dan janji-janji politik.
Khusus politik luar negeri, Putin menjanjikan pembentukan Uni Eurasia -- organisasi yang menghimpun negara-negara bekas Uni Soviet di Eropa dan Asia, dengan Rusia sebagai komandannya. Putin sedang membentuk neo-Uni Soviet.
Navalny terus melakukan pengungkapkan skandal korupsi di hampir seluruh BUMN Rusia; skandal kolusi pembelian gedung bekas Kedudes Hongaria, korupsi di perusahaan-perusahaan minyak, dan penempatan keluarga petinggi partai di jajaran direksi. Yang menghebohkan adalah pelantikan bocah lulusan SMA -- putra seorang petinggi partai -- menjadi direktur sebuah BUMN.
Pagi, 4 Desember 2011, Putih masih bisa tersenyum ketika mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) -- yang tak jauh dari kediamannya -- untuk memberikan suara pada pemiliman umum parlemen. Ia yakin Partai Rusia Bersatu, yang oleh Navalny diubah menjadi Partai Penipu dan Pencuri, akan memenangkan pemilu ini.
Kemenangan dalam pemilu parlemen akan melincinkan jalan Putin kembali ke kursi presiden Rusia, menggantikan Medvedev.
Saat perhitungan suara, Putin tidak bisa lagi tersenyum. Partainya kalah hampir di seluruh negeri. Di St Petersburg, tempat kelahirannya, Rusia Bersatu kalah telak.
Putin menghentikan perhitungan suara, dan melanjutkannya secara diam-diam. Tiba-tiba muncul pengumuman resmi, bahwa Rusia Bersatu meraih 49 persen suara -- anjlok dibanding pemilu empat tahun lalu yang mencapai 64 persen.
Kelompok Pemantau Pemilu Independen merilis hasil perhitungannya sendiri. Rusia Bersatu hanya meraih 23 persen suara. Di Moskwa, partai yang akan membawa Putin ke kursi kepresidenan kalah di seluruh TPS, kecuali di TPS Rumah Sakit Jiwa.
Seorang komentator mengatakan; "Jadi, hanya orang gila yang memilih pemimpin korup."
No comments:
Post a Comment