"Aku memang lelaki yang menyenangkan dan menenangkan, tapi sayang, aku bukan lelaki yang kamu inginkan". Begitulah kira-kira yang ada dalam benak Dwiki saat ini. Ketika Dawai meninggalkannya tanpa sebab beberapa waktu yang lalu.
Awalnya, kisah asmara mereka berjalan dengan mulus. Mereka terlihat mesra, seperti sudah sangat saling membutuhkan. Memang, mereka belum lama menjalin kasih, tetapi mereka sudah sangat yakin akan pilihan pasangannya saat itu. Terlihat dari beberapa sajak yang Dwiki buat untuk Dawai mengenai rencana mereka untuk melanjutkan hubungan sampai jenjang pernikahan. Tetapi, Dawai meninggalkannya begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Dwiki termenung semenjak kepergian Dawai, tubuhnya lunglai, tulang belakangnya seolah remuk. Ia tak sanggup untuk berdiri. Hanya tergolek lemas di atas kasur. Asupan gizi berkurang, hanya rokok sebagai perasa untuk mulutnya yang hambar. Mungkin, jika ia disuru mengeja namanya sendiri pun ia tak ingat, hanya sebuah pesan terakhir Dawai yang ia ingat, pesan sekaligus kata perpisahan, yang tertulis dalam sebuah pesan singkat di ponselnya.
***
Kejadian ini, sudah kali kelima dialami oleh Dwiki, sebelum dengan Dawai, ia pernah mendapat perlakuan yang sama dari empat perempuan lainnya. Dan diakhiri dengan hal serupa.
Dwiki tidak tahu apa penyebab perempuan-perempuan itu meninggalkannya. Padahal, sebagian besar dari perempuan-perempuan itu datang dengan sendirinya pada Dwiki, dan tak jarang mereka duluan yang menyatakan cinta padanya. Tak jarang pula mereka yang meninggalkannya.
Dwiki adalah tipikal lelaki yang pintar, mudah bergaul, jenaka, dan sangat perhatian pada teman. Tak jarang ia sering menghibur temannya ketika mereka sedang mengalami masalah, bahkan sering juga ia dijadikan teman curhat. Mungkinyang menyebabkan perempuan tertarik padanya, meski ia tidak tampan untuk ukuran seorang lelaki.
***
Dwiki memaksakan diri mengangkat tubuhnya yang lemas untuk bangkit, berusaha menghubungi Dawai. Berkali-kali Dawai tidak menerima panggilan telepon dari Dwiki, ia memutuskan untuk mengirim sebuah pesan singkat. Tak lama kemudian ia menelepon Dawai kembali, dan akhirnya diterima oleh Dawai.
"Dawai: Kenapa?"
"Dwiki: Tidak apa, hanya saja aku ingin lebih tahu tentang permasalahan yang kita alami"
"Dawai: Tidak ada masalah apa-apa"
"Dwiki: Lalu kenapa kamu tiba-tiba memutuskan untuk pergi dari aku"Dawai terdiam.
"Dwiki: Ada apa sampai kamu memutuskan seperti itu? Sehari sebelumnya kamu tidak seperti ini, kamu masih menganggap aku bagian dari hidup kamu, tapi hari ini, kamu seolah tidak mengenal aku, dengan tiba-tiba menyatakan akhir dari hubungan kita, dan kamu pergi begitu saja. Aku tanya alasannya kamu tidak menjawab, sekarang, aku ingin tahu ada apa yang sebenarnya, aku akan merelakan kamu pergi asal aku tahu alasannya apa, sepahit apapun itu"Dawai masih terdiam, hanya terdengar desahan nafasnya saja.
"Dwiki: Apapun itu aku akan terima, biarkan aku melepasmu bukan dengan tanda tanya"Dawai berdehem dan berusaha berbicara dengan tergagap.
"Dawai: Aku tidak pernah mencintai kamu...sudah cukup aku terhibur beberapa waktu silam, saat ini, yang aku butuhkan bukanlah sang penghibur".
-Onegin-
No comments:
Post a Comment