Efek Kupu-Kupu


Sekecil apapun kepakan sayap kupu-kupu akan  berdampak besar dan mengakibatkan sebuah bencana di kemudian hari. Begitu juga dengan apa yang kita perbuat hari ini akan berdampak baik/buruk di masa depan.
Ketika kita berbuat sesuatu hal pada saat ini, kadang kita tidak berfikir dampak yang terjadi di masa depan, apakah itu akan berdampak baik atau buruk. Yang kita tahu saat ini adalah kita sekedar melakukan suatu perbuatan tersebut. Yang paling mengkhawatirkan adalah ketika kita sadar bahwa perbuatan kita di masa lalu itu membawa dampak buruk bagi kita di masa sekarang. Kita seperti ingin balik ke masa lalu  dan memperbaiki kesalahan-kesalahan kita agar saat ini kita merasa lebih baik. Contoh ringannya mungkin seperti dalam film Butterfly Effect (2004) yang disutradarai oleh Eric Bress & Mackye Gruber dan diperankan oleh Ashton Kutcher.

Setiap orang saya rasa pasti sering mengalami suatu penyesalan atas apa yang telah diperbuatnya di masa lalu, bahkan mungkin kesalahan di masa lalu mengakibatkan dampak buruk untuk dirinya sendiri. Namun, kita juga tidak bisa mengubah kesalahan di masa lalu. Mungkin dari kesalahan itulah timbul suatu kesadaran akan berbuat menjadi lebih baik. Lebih memikirkan dampak baik/buruk untuk kedepannya. Beberapa rekan saya sering mengeluhkan tentang penyesalannya di masa lalu. Ia berfikir jikalau ia tidak berbuat sesuatu yang menyebabkan dirinya saat ini rapuh, mungkin ia tidak akan menjadi serapuh sekarang. Lantas saya teringat film Butterfly Effect, ketika tokoh Evan yang diperankan oleh Ashton Kutcher ingin memperbaiki masa lalunya agar masa sekarang bisa menjadi lebih baik, nyatanya ketika ia mengubah masa lalunya itu, ternyata yang ia dapatkan pada masa sekarang bukan menjadi lebih baik, melainkan lebih buruk.

Ada kalanya kita tidak bisa terus-terusan menghakimi diri sendiri dengan kesalahan-kesalahan masa lalu yang membuat kita saat ini menjadi rapuh. Harus kita ingat, kadang kesalahan masa lalu itu mengajarkan untuk kita  menjadi lebih kuat, dan menjadi lebih bijak dalam melakukan suatu perbuatan. Saya rasa kesalahan masa lalu itu adalah sebuah pengalaman berharga dalam hidup. Ada yang mengatakan bahwa Pengalaman Adalah Guru yang Paling Berharga. Memang, pengalaman sangat mahal jika ditakar dalam harga, tapi itulah yang memang kita harus pelajari.

Saya menulis ini dengan omong kosong, sama sekali belum menjadi ada, dan saya pernah mengalami penyesalan luar biasa, kurang lebih satu setengah tahun yang lalu. Dan kadang, itu seperti membuat saya terjerat oleh mimpi masa lalu. Itulah juga faktor yang menghambat pengerjaan naskah akademik saya. Tapi setelah saya pikirkan kembali, mungkin saat itu memang jalan yang harus saya ambil, dan seharusnya saya menjadi kuat, bukan menjadi lemah dan hanya memikirkan kejadian masa lalu yang ingin saya ubah. Karena kalaupun saya bisa mengubah masa saat itu, belum tentu keadaan saya lebih baik dari saat ini.

No comments:

Post a Comment